Masih segar diingatan kita, saat terjadi kerusuhan di Lapas
Kelas II A Lambaro Aceh Besar pada Kamis malam 29 November 2018. Kerusuhan
tersebut menyebabkan 113 narapidana kabur. Ratusan napi ini berhamburan di
areal persawahan. Warga sekitar pun
turut panik. Sebab suara letusan senjata turut mewarnai malam itu.
Video pengejaran napi ini juga sempat viral, sehingga cukup
membuat khawatir masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh. Selama ini Lapas Kelas
II Lambaro memang telah dikenal sebagai Lapas yang krusial di Indonesia,
berdampingan dengan nama Lapas Salemba.
“Lapas ini adalah lapas yang krusial. Di sinilah tumbalnya para Kalapas. Ada yang satu bulan,
dua bulan, 3 bulan sudah tumbang,” ucap Kepala Lapas II A Lambaro Said Mahdar.
Tapi kabarnya, Lapas ini telah berbenah. Rumah Tahanan ini
telah tampil dengan wajah yang lebih humanis dan ramah. Untuk memastikan hal
tersebut, pada akhir pekan lalu saya pun
mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung suasana baru Lapas ini.
Saya bersama teman-teman Forum Aceh Menulis (Fame) diundang oleh Kalapas untuk
menyaksikan sejumlah perubahan di Lapas ini.
Jujur, sempat ada
perasaan takut dan cemas dalam diri saya. Pasalnya, inilah kali pertama saya
masuk ke dalam Lapas. Apalagi, Lapas ini telah dikenal tempat kurungannya para
gembong atau mafia besar.
Setibanya di Lapas, kami disambut hangat oleh Said Mahdar.
Protokol kesehatan diterapkan dengan baik di Lapas ini. Setelah berbincang
sejenak, kami pun langsung menuju ke dalam Lapas.
Sebuah pintu besi berukuran setengah pinggang dibuka petugas.
Saya pun harus menunduk untuk masuk ke dalam. Di ruangan ini, saya menyaksikan
seorang petugas sedang memeriksa kotak-kotak rokok.
“Itu untuk memastikan gak
ada barang lain yang masuk seperti narkoba. Kita harus teliti, karena banyak
modus penyeludupan narkoba di Lapas,” ucap Said Mahdar.
Telah menjadi rahasia umum, bahwa Lapas adalah sarangnya
peredaran narkoba. Said menjelaskan, modus penyeludupannya cukup beragam.
Seperti dengan memasukannya ke dalam minuman sachet, dalam rantang makanan.
Bahkan baru-baru ini, ada pengunjung wanita yang menyeludupkan narkoba melalui
pakaian dalamnya.
Setelah itu kami berjalan ke lorong kecil untuk menuju pintu
berikutnya. Di pintu ini, ternyata tidak semua orang bisa masuk. Karena
pintunya hanya terbuka dengan menggunakan finger
print. Jadi, hanya petugas saja yang bisa membuka pintu tersebut.
Keluar dari lorong tersebut, saya pun menyaksikan suasana
Lapas yang tak biasa. Sebuah kolam ikan yang bentuknya memanjang menyambut kami
saat keluar dari pintu itu. Suara gemercik airnya membuat saya berpikir ulang,
apakah benar saat ini sedang di Lapas?
Pasalnya, semuanya tidak hanya tertata dengan rapi, tapi
penuh warna-warni. Mulai lapangan basket, dinding lapas, sampai meja dan bangku
tamannya. Pohon-pohon mangga pun tumbuh rindang di taman itu.
Saat itu di sebuah balai besar yang memanjang, saya
menyaksikan sekumpulan para pecandu narkoba sedang duduk tenang. Sesekali
mereka berteriak dengan menggunakan bahasa Inggris. Lalu bertepuk tangan
bersama. Ternyata hari itu mereka sedang mendapatkan pembinaan dari seorang
konselor.
Kehadiran kami sempat mencuri perhatian mereka. Saya pun
sempat berdebar. Tapi benar, apa yang dikatakan Said Mahdar sebelumnya. Bahwa
tak ada lagi tampilan wajah sangar dari para napi ini. Bahkan sesekali mereka
tersenyum saat kami mengabadikan moment itu dengan kamera ponsel.
Said Mahdar telah bertekad, ia ingin mengubah paradigma Lapas
Kelas II A Lambaro ini menjadi lebih humanis. Komitmen tersebut tersemat pada
pakta integritas yang ada di pintu masuk Lapas. Said pun mulai membenahi banyak
hal di Lapas ini. Di mulai dari membenahi bidang pelayanan, dengan memastikan
tidak ada pungutan biaya apapun di Lapas ini.
Selain itu, sejumlah fasilitas juga dibenahi. Said ingin
Lapas ini menjadi lebih ramah anak, ramah lingkungan dan menjunjung
nilai-nilai kemanusiaan.
“Obsesi saya ingin menciptakan Lapas ini, masuknya napi
keluarnya santri. Seperti yang berhasill saya terapkan di Lapas Langsa,” ungkap
Kalapas baru dilantik pada 16 januari
2021 lalu itu.
Kamar Istimewa
Selama menjabat sebagai Kalapas Langsa, Said Mahdar telah
berhasil mengubah wajah Lapas tersebut. Salah satu programnya adalah ia
menciptakan kamar istimewa untuk para napi.
Kamar istimewa ini bukan seperti yang kita dengar selama ini.
Yaitu kamar khusus untuk para Bandar narkoba, atau napi berduit yang ingin
mendapatkan perlakuan istimewa selama di tahanan.
Tapi, kamar istimewa tersebut disiapkan untuk orang-orang
yang bertekad untuk berubah menjadi lebih baik. Mereka yang ingin memperbaiki
dirinya dengan pendekatan agama.
Said Mahdar menyebutkan, ada kriteria khusus bagi napi yang
ditempatkan di kamar istimewa tersebut. Di antaranya adalah, kamar istimewa ini
akan dihuni oleh napi yang berpuasa dari Rajab sampai Ramadan, napi yang hafal
juz 30, napi yang hafal asma al husna, napi yang rutin melakukan salat Dhuha,
dan lainnya.
Di Langsa, konsep kamar istimewa ini tidak hanya bermanfaat
bagi napi. Tapi masyarakat sekitar juga turut merasakan suasana berbeda terkait
rutinitas para napi ini.
“Itu di Langsa, orang di pinggiran bisa menghafal asma al
husna. Karena lantuanannya selalu kita bacakan habis salat. Anak-anak di luar
sana bisa hafal, termasuk anak saya,” ujarnya.
Konsep inilah yang rencananya akan diterapkan Said Mahdar di
Lapas Kelas II A Lambaro ini. Bahkan, ia sudah menyiapkan sebuah bangunan yang
akan menjadi pesantren para napi yang bernama Babul Taqwa. Saya saksikan,
bangunan itu telah rampung. Terlihat petugas sedang melakukan pengecetan di
bagian luarnya.
Jumlah napi di Lapas ini sebanyak 603 orang. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 480 orang di
antaranya adalah napi untuk kasus narkoba. Jumlah masa tahanannya pun beragam.
Said menyebutkan, di dalam Lapas ini ada 23 orang napi yang dihukum seumur
hidup dan 1 orang hukuman mati.
Saat menuju masjid, saya pun sempat berpapasan di pintu
masjid dengan Ilyas Pasee, Bupati Aceh Utara yang divonis enam tahun penjara. Saya
hampir tidak mengenalinya. Ia baru saja menunaikan salat Dhuha dengan baju koko
berwarna cream, serta sebuah peci hitam melekat di kepalanya.
Di dalam masjid, memang tampak sejumlah napi yang khusyuk
melakukan salat. Beberapa di antaranya juga sedang membaca dan menghafal al
quran.
Kehadiran Said Mahdar memang telah memberi warna baru di
Lapas ini. Said ingat, saat pertama kali ia bertugas ada banyak persoalan di
kalangan napi. Lalu, ia mengajak dialog dengan para napi.
Di sana barulah terungkap, ternyata mereka merasa takut
dengan kehadiran Kalapas baru. Di mana lazimnya, mereka akan dipindahkan jika
ada pergantian Kalapas.
“Saat itu saya tegaskan, mereka tidak akan dipindah
kemanapun. Kecuali, mereka berbuat onar,” ungkap Said Mahdar.
Pendekatan dengan cara berdialog seperti ini adalah salah
satu cara Said Mahdar membenahi Lapas. Tak jarang, ia meminta masukan para napi
agar Lapas bisa menjadi lebih baik.
Di Lapas ini, para napi juga berkesempatan untuk
mengembangkan keahliannya. Seperti pertukangan dengan membuat meja, kursi, atau
alat-alat rumah tangga lainnya. Bagi yang punya skill memasak, juga bisa
mengembangkan keahliannya dengan membuat kue. Begitu pula yang ingin berkebun,
akan disediakan lahan untuk bercocok tanam.
Di sudut lapas, saya sempat menyaksikan sebidang tanah yang
telah disemai bibit kangkung. Pucuk-pucuk kangkung itu menghijau sehingga
tampak menyejukan mata.
Selain itu, saya juga sempat melihat seorang napi yang sedang
membuat jaring ikan. Sementara temannya yang lain duduk menyaksikan. Kehadiran
kami tak sedikit pun membuat mereka risih.
Setelah lebih dua jam saya berkeliling dan menyaksikan
suasana Lapas ini. Perasaan takut dan khawatir di awal tadi, perlahan mulai lenyap di hati. Saya meyakini,
pembinaan secara humanis seperti ini merupakan cara yang efektif.
Para napi ini bagaimanapun kelamnya masa lalunya, mereka
tetap punya kesempatan dan harapan untuk tumbuh menjadi lebih baik. Paradigma
inilah yang muncul di benak saya, saat keluar dari pintu jeruji Lapas Kelas II
A Lambaro ini.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Posting Komentar