Kalau dihitung-hitung rasanya
hampir setahun saya tidak pernah mengayuh sepeda. Maka perjalanan akhir pekan
kemarin bisa dikatakan sebuah pembalasan dendam. Bersama Muarif dan Rizqasyah
atawa Si Om, kami coba menjajal track
yang tak biasa yaitu Lhok Mata Ie.
Siapapun yang pernah pergi ke
Lhok Mata Ie pasti paham, betapa beratnya medan untuk menuju pantai tersembunyi
itu. Di mulai dari perjalanan yang panjang ke Desa Ujong Pancu, lalu
dilanjutkan dengan pendakian bukit yang terjal. Menembus lebatnya hutan.
Perjalanan seperti itu memang
mengasyikan jika dilakukan dengan berjalan kaki, tapi cerita bisa lain jika
harus menempuhnya dengan mengayuh sepeda.
Perjalanan anti mainstream
inilah yang kami coba. Saya sempat bimbang, karena sudah lama tak pernah lagi mengayuh
sepeda. Lalu tiba-tiba harus menjajal track yang ekstrim ini. Tapi jiwa semacam
terntantang untuk membuktikannya.
“Okelah, besok jam 7 pagi kita
gerak,” ucap saya.
Pagi itu, kami berkumpul di
lapangan Blang Padang. Setelah satu jam mengayuh sepeda dari Kota Banda ke
Ujong Pancu, yang mana saya berkali-kali tertinggal, akhirnya kami sampai di
kaki bukit Desa Ujong Pancu.
Kepada seorang bapak tua yang sedang mengurus ayam, Arif bertanya ke mana arah untuk menuju Unjong Pancu. Raut muka bapak tersebut langsung berubah ketika menyaksikan kami bersandar di sepeda.
Kepada seorang bapak tua yang sedang mengurus ayam, Arif bertanya ke mana arah untuk menuju Unjong Pancu. Raut muka bapak tersebut langsung berubah ketika menyaksikan kami bersandar di sepeda.
“Mau cari penyakit apa anak-anak ini,” mungkin itulah makna
pikirannya.
Sesampainya di kaki bukit itu ketangguhan
kami barulah benar-benar diuji. Kami tertatih-tatih menanjak bukit sambil
menenteng sepeda. Melangkahi batu-batu besar dan kasar di sepanjang jalur ini.
Nafas saya langsung
ngos-ngosan setiap kali sampai di satu tanjakan. Setiap 10 menit sekali kami
pun istirahat. Kami harus pintar-pintar mengatur stamina karena perjalanan
masih panjang.
“Kalau capek bilang ya, jangan
gengsi!” pesan saya.
Rehat sejenak di tengah hutan Kanopi Eksotis di tengah hutan |
Di tengah jalan kami bertemu
dengan orang-orang yang hendak pulang. Ekspresi mereka selalu sama? Terkejut!
“Hah, ada yang bawa sepeda!,” ucap salah seorang pengunjung.
Semakin ke dalam perjalanan
semakin menarik, rimbunan hutan membuat jalur jadi teduh. Bahkan, kami sempat
berhenti karena bertemu dengan seekor ular. Haha…
Its amazing!
Setelah satu jam naik turun bukit,
akhirnya kami mendengar suara laut. Ah,
pantai kian dekat. Lalu saat kami keluar dari rimbunan hutan, nafas saya
langsung terasa lega.
Di
depan kami terhampar pantai Lhok Mata Ie yang putih, dengan air lautnya yang
bening. Mata saya langsung segar. Semua keletihan selama perjalanan langsung
lenyap. Kehadiran kami hari itu langsung menjadi pusat perhatian. Bak artis,
semua mata tertuju pada tiga anak
manusia yang menenteng sepeda haha…
Akhirnya, setelah perjalanan panjang nan melelahkan |
Lhok Mata Ie, Pantai tersembunyi yang menenangkan |
Kami rehat sejenak menikmati
pencapaian ini. Suara deru laut dan angin sepoi-sepoi benar-benar membuat
pikiran saya tenang. Setelah makan, saya pun tak kuasa untuk bergegas
menceburkan diri ke dalam air laut yang bening itu.
Busshhh…!
Ketika seluruh tubuh saya
terendam air laut. Semua keletihan hari itu langsung menguap. Rasanya segar
sekali. Apalagi saya juga hampir satu tahun tak pernah mandi laut haha.
Lhok Mata Ie hari itu memang
sedang cantik-cantiknya. Riaknya tenang, airnya yang bening dan langit juga
membiru. Suasana yang tepat untuk menyegarkan pikiran. Saya merendam kepala
cukup lama untuk meresapi semua kebahagiaan hari itu.
Wajah-wajah lelah namun bahagia :D |
Mari segarkan diri. Ciaat! |
Perjalanan
yang berat telah memberikan sensasi sendiri dalam menikmati tempat ini. Ada
kepuasan batin yang sulit diungkapkan. Setelah satu jam menikmati pesona
Lhok Mata Ie, kami pun bersiap untuk pulang. Ada perasaan berat dalam hati saya
untuk meninggalkan tempat ini.
Berat hati untuk kembali pulang |
Perjalanan hari itu benar-benar mengajarkan banyak hal dalam
diri saya. Bahwa perjalanan, bagaimanapun sulitnya akan sampai juga jika kita
memulainya. Sejatinya, ini adalah formula yang sama bagi para pejuang
dalam upaya untuk menjemput impiannya.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
Mau minta ikut, nanti pas diajak udah nggak sanggup kayuh sepeda, tapi pingin.. Huhu
BalasHapusCantek kali kok
Cobalah, anak muda harus berani mencoba!
Hapus