Masjidil Haram berada di Tanah yang
Mulia. Di tempat inilah, sebagai muslim kita melaksanakan rangkaian ibadah haji
yang kemudian menyempurnakan keislaman kita. Maka Tanah Suci ini adalah tempat
yang paling dirindukan oleh umat muslim seluruh penjuru dunia. Setiap harinya
orang berduyun-duyun datang untuk menunaikan ibadah di tempat berdirinya kabah
ini.
Setibanya di Tanah Al Haram ini
mereka melakukan ibadah semaksimal mungkin. Mulai dari memperbanyak salat
sunnah, membaca al quran dan bersedekah.
Nah, selama hampir
sepekan di Masjidil Haram saya pun menyaksikan ada begitu banyak cara orang
dalam bersedekah. Selama ini, lazimnya kita pahami orang-orang bersedekah
dengan uang atau pun makanan.
Namun di Masjidil Haram, banyak orang
bersedekah dengan cara yang unik. Terkadang sedekah yang mereka berikan adalah
hal-hal yang sederhana tapi sangat bermanfaat bagi orang lain.
Al Haram selepas Zuhur |
Seperti yang saya saksikan ketika menjelang
Jumat di lokasi tawaf. Saat itu cuaca Mekkah cukup panas. Suhunya mencapai 34
°C. Saya sendiri sampai tak sadar kalau tubuh sudah basah bermandikan keringat.
Dalam kondisi yang terik itulah orang-orang melakukan tawaf.
Lalu di sana ada seorang lelaki berkulit
hitam yang membagikan tisu secara cuma-cuma. Ia berdiri sambil menggenggam kotak
tisu. Sepintas apa yang diberikannya cukup sederhana. Hanya selembar-dua lembar
tisu. Tapi bagi orang lain justru sangat bermanfaat untuk menyeka keringat
mereka. Saya pun turut mengambil tisu yang diberikannya.
Selain itu, masih di depan Kabah, ada
orang yang bersedekah dengan cara yang lebih unik lagi. Yaitu dengan
menyemprotkan spray dari botol ke
wajah orang lain. Lelaki tersebut berdiri dengan menggunakan payung di tepi
lintasan tawaf.
Jika ada orang yang melintas di hadapannya, ia
pun menyemprotkan spray tersebut ke
wajah orang yang melewatinya itu. Perilakunya memang terlihat ganjil di tengah
kerumunan orang bertawaf. Caranya menyemprotkan spray juga seperti anak-anak yang sedang bermain. Ia tidak peduli
apakah orang berkenan ataupun tidak diperlakukannya demikian.
Namun di situlah menariknya,
orang-orang yang disemprotnya itu tidak ada yang marah. Mereka seolah pasrah
saat wajahnya basah dipercikan air. Mereka secara sengaja menghadapkan wajahnya
sambil memicingkan mata.
Mungkin karena cuaca yang cukup
panas, maka mereka menikmati percikan air tersebut untuk menyejukkan wajahnya.
Sedekah tisu di Masjidil Haram |
Orang-orang yang bersedekah dengan
uang atau makanan juga ada. Di pelataran Masjidil Haram saya juga pernah
menyaksikan seorang perempuan Turki membagi-bagikan Riyal kepada petugas Cleaning Service. Ia duduk di atas krusi
lalu para petugas tersebut mengantri di belakangnya.
Jumlah yang ia berikan tak banyak,
setiap orang hanya mendapatkan dua Riyal. Namun petugas tersebut tetap mengantri
untuk menerima pemberiannya.
Jamaah asal Pakistan lebih menarik
lagi. Mereka sengaja membawa cerek berisikan cay panas serta kurma dan roti.
Selepas salat Magrib mereka membentangkan sajadah. Bak sedang piknik, mereka
menuangkan cay panas ke dalam cangkir pelastik lalu membagikannya kepada jamaah
lain.
Tak cukup hanya itu, seorang lelaki
lainnya dengan sengaja berkeliling untuk membagikannya cay panas tersebut. Ia
menuangkannya dengan penuh keramahan. Seolah orang-orang yang diberikannya
adalah teman karibnya. Untuk cay panas ini, saya hanya sekali mencicipinya
sebab terasa lain pedasnya di lidah.
Anak-anak pun cukup antusias dalam
bersedekah. Mereka menenteng pelastik kecil berisikan kurma. Lalu berkeliling
sambil membagikan makanan tersebut kepada jamaah lain. Setiap orang hanya
mendapat dua sampai tiga butir kurma. Karena yang membagikannya adalah
anak-anak, maka orang yang menerimanya pun terasa istimewa. Tak jarang mereka
mengecup kening anak tersebut sebagai wujud terima kasih.
Sementara orang tuanya terlihat
mengawasi dari jauh. Tampaknya orang tua mereka sengaja mendidik anak-anaknya ini untuk gemar berbagi.
Bersedekah di Masjidil Haram memang
tak harus punya uang atau makanan terlebih dahulu. Kita juga bisa melakukan hal
yang bermanfaat lainnya.
Menjelang Berbuka Puasa, ada saja yang bersedekah kurma |
Misalnya, memberikan air zam-zam
kepada orang lain. Pemandangan seperti ini juga lazim di Masjidil Haram. Orang-orang
dengan sengaja menuangkan air zam-zam ke dalam gelas pelastik. Lalu berkeliling
membagikannya kepada orang lain yang posisi agak sulit jika harus mengambil
langsung ke galon-galon air zam-zam di lingkungan Masjidil Haram.
Cara bersedekah seperti ini juga
memberikan efek lain. Orang-orang yang sudah mendapatkan air zam-zam, secara
tak langsung termotivasi untuk membantu orang lain.
Terkadang, ada orang yang sengaja
menolak pemberian air zam-zam tersebut. Ia ikhlas menyerahkan haknya itu untuk
diberikan kepada teman di sebelahnya. Setelah itu terjalinlah komunikasi yang mengakrabkan
dua orang yang awalnya tak saling kenal ini. Sebuah pemandangan yang cukup
menyejukkan mata.
Siapa yang menduga, berawal dari
segelas kecil air zam-zam akhirnya bisa mengeratkan silaturrahim dua orang
muslim yang tak saling kenal.
Berbagi Air Zam-Zam |
Begitulah, di Masjidil Haram saya
menyaksikan ada banyak cara orang bersedekah. Dengan cara-cara yang unik dan
mungkin tak pernah terlintas di benak kita. Di tempat ini, siapapun bisa
melakukannya dan kita tidak harus punya uang atau makanan terlebih dahulu.
Kita bisa melakukan hal lain yang bermanfaat.
Membantu orang-orang dengan cara-cara yang sederhana. Semua ini setidaknya
menjelaskan, bahwa bersedekah hanyalah persoalan niat. Jika kita benar-benar
berniat ingin memberi maka caranya bisa apa saja. Tidak harus hal-hal besar asalkan
kita memberikannya dengan hati yang tulus. Insya
Allah, sesederhana apapun yang kita berikan akan bermanfaat bagi orang
lain.
Serangkaian potret cara orang
bersedekah di Masjidil Haram ini, juga menyadarkan satu hal sederhana dalam diri
saya. Bahwa yang kita miliki memang tak banyak, tapi sejatinya kita punya
banyak alasan untuk memberi.
Ibnu Syahri Ramadhan, melaporkan dari Mekkah, Arab Saudi.
*Tulisan ini telah dimuat di Harian Serambi Indonesia edisi Senin, 7 Mei 2018
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
hal yang sederhana dapat menjadi sumber untuk bersedekah ya, tinggal niat kita saja kok
BalasHapusYup, kalau memang udah niat, ada saja jalan hehe
HapusMerinding bacanya.. Ini bikin aku ga sabar utk bisa ke tanah suci october ini..
BalasHapusSemoga Allah lancarkan perjalanannya nanti Mbak :)
Hapus