Sebenarnya sudah lama saya ingin mencoba bus Aceh seri Double
Decker. Tapi kesempatan itu belum kesampaian juga. Setiap kali pulang kampung,
saya hanya bisa menyaksikan bus mewah ini dari balik kaca mini bus L 300. Selain
karena harganya yang lumayan, saya juga tidak mau merepotkan orang untuk
mengantar saya ke terminal bis Batoh. Tapi saya semakin penasaran, apalagi
foto-foto dari bus Aceh seri terbaru ini bertebaran di media sosial.
Akhirnya, menjelang mudik lebaran kemarin impian itu terwujud juga. Saya yang baru saja menikah, dan tahun ini adalah mudik pertama bersama istri. Maka saya merasa tak ada salahnya, jika mudik kali ini harus benar-benar istimewa. Saya ingin perjalanan pertama istri ke kampung halaman saya nanti harus berkesan. Saat itulah terbesit di benak saya untuk memesan tiket Bus Aceh Double Decker.
Akhirnya, menjelang mudik lebaran kemarin impian itu terwujud juga. Saya yang baru saja menikah, dan tahun ini adalah mudik pertama bersama istri. Maka saya merasa tak ada salahnya, jika mudik kali ini harus benar-benar istimewa. Saya ingin perjalanan pertama istri ke kampung halaman saya nanti harus berkesan. Saat itulah terbesit di benak saya untuk memesan tiket Bus Aceh Double Decker.
Ada yang berbahagia, mudik pertamanya di rumah mertua :D |
“Adek nanti enggak mau tidur, rugi bayar mahal-mahal tapi cuma
tidur,” ucapnya. Saya pun tergelak mendengarnya.
Malam itu, kami sudah sampai di Terminal Batoh 30 menit
sebelum keberangkatan. Terminal Batoh malam itu sangat ramai, ada banyak bus yang terparkir menunggu jadwal keberangkatan.
Sambil menenteng koper, saya pun mencari-cari plat bus yang tertera di tiket. Hingga
akhirnya sampailah saya di hadapan dua bus Sempati Star double decker.
Dua bus ini terparkir dengan anggunnya. Dari luar, sudah
terlihat kemewahan interiornya akibat diterangi lampu-lampunya yang menyala
terang. Sementara di sekelilingnya, orang-orang berdiri takjub sambil
memandangi bus mewah ini. Body double
decker ini memang lebih tinggi dari bus biasanya, karena body-nya memiliki gardang
ganda di belakang.
Di badan bus, tertera Mercedez Benz OC500RF 2542 yang
merupakan nama seri bus mewah ini. Orang-orang pun tak kuasa untuk tidak
mengabadikan kemewahan bus ini dengan smart
phone-nya. Sampai-sampai ada yang sengaja masuk ke dalam, meskipun dirinya
bukan penumpang bus.
Menikmati kemewahan double decker dari luar |
Setelah memastikan barang tersimpan di bagasi, saya pun masuk ke dalam bus. Namun sebelum naik ke lantai atas, saya sempat melirik fasilitas seat lantai satu yang tak kalah menariknya. Joknya lebih luas serta dilengkapi fasilitas cafe. Saya lupa bertanya, tapi yang jelas harga seat lantai satu ini tentu jauh lebih mahal dari yang saya pesan.
Tampilan fasilitas double decker di lantai bawah |
Jok yang lebih luas dan lembut benar-benar memanjakan penumpang |
Saya tidak tahu, kain jenis apa yang membungkus jok bus ini. Coraknya menarik dan bahannya yang lembut. Selain itu coraknya juga
bisa menyesuaikan dengan lampu di dalam bus, yang tampaknya secara khusus diatur
lighting-nya. Jika lampu menyala, corak itu berwarna terang. Namun jika dipadamkan, maka akan timbul corak lain yang tak kalah menarik. Saking
terkesannya, saya sempat merekam perubahan corak akibat lighting itu.
Selain jok yang nyaman, bus ini juga dilengkapi video mini serta
charger hp di setiap tempat duduknya.
Fasilitas wifi juga tersedia, singkatnya bus ini benar-benar memanjakan penumpang
selama perjalanan.
Jok yang masih berbungkus pelastik |
Saya melihat arloji, menurut jadwal semestinya saya berangkat pukul 20:20 WIB. Namun nyatanya, bus baru berjalan 45 menit setelah jadwal yang semestinya itu. Saya pun coba memaklumi hal ini karena kondisinya sekarang adalah musim mudik lebaran.
Dalam perjalanan, bus memang melaju dengan nyaman. Saya dan
istri pun mencoba untuk menikmati perjalanan mudik ini. Setiap kali melewati
tikungan, badan bus pabrikan Jerman ini bisa menyesuaikan body-nya dengan baik. Sang istri yang tadinya bertekad tidak tidur,
kini malah dirinya duluan yang memejamkan mata. :D
Lagu-lagu ratapan cinta Betharia Sonata yang merupakan hak
prerogratif supir, mengalun syahdu di sepanjang perjalanan. Pukul empat pagi
kami berhenti di Kuta Binjei untuk makan sahur, setelah itu bus kembali
melanjutkan perjalanan.
Mari mudik.... :D |
Lalu tepat pukul setengah enam pagi bus berhenti kembali pada sebuah masjid di kawasan Manyak Payed, Aceh Tamiang untuk shalat Subuh. Saya tiba di Kuala Simpang tepat pukul enam pagi. Maka kalau dihitung, waktu tempuh bus ini dari Banda Aceh - Kuala Simpang sekitar 8 - 9 jam.
Berhenti sejenak untuk makan sahur di Kota Binjei, Aceh Timur |
Saya sendiri sempat mendengar, sebelum bus berangkat
perempuan ini sempat mengatakan kalau suaminya masih shalat di masjid. Namun sang
kondektur dengan tenangnya menjawab, kalau suaminya itu sudah naik di lantai satu. Saya tidak tahu
bagaimana cerita selanjutnya, tapi saya berharap ibu tersebut bertemu kembali dengan
suaminya. Karena bus juga belum terlalu
jauh.
Kejadian pagi itu, menjadi warna lain dalam perjalanan mudik saya. Sesuatu yang semestinya tak perlu terjadi. Saran saya, penting bagi kondektur untuk memastikan kembali setiap penumpang yang
naik atau turun. Jangan sampai, gara-gara human
error seperti ini justru menjadi kesan buruk di balik segala fasilitas wah bus Aceh double decker ini.
Tetap Garang meskipun berbalut embun pagi |
Saya memang bukan pengamat bus yang baik, tapi sebagai
penumpang inilah kesan yang saya rasakan saat mudik kemarin. Memang tidak ada
yang sempurna, tapi sebagai orang Aceh, saya tetap merasa sangat bangga karena
memiliki angkutan umum semewah ini.
Banda Aceh, 15 Juli 2016
Pukul 16:05 WIB
Banda Aceh, 15 Juli 2016
Pukul 16:05 WIB
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Posting Komentar